Breaking News

Jumat, 09 Oktober 2015

Pengertian Sistem Pernapasan

A. PENGERTIAN SISTEM PERNAPASAN.
            Pernapasan (Respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang,mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak memngandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
1.         INSPIRASI
            Inspirasi terjadi ketika tekanan alveoli dibawah tekanan atmosfir. Otot yang paling penting dalam inspirasi adalah diafragma, bentuknya melengkung dan melekat pada iga paling bawah dan oto interkosta eksterna. ketika diafragma berkontraksi bentuknya menjadi datar dan menekan dibawahnya yaitu pada isi abdomen dan mengangkat iga. Keadaan ini menyebabkan pembesaran rongga toraks dan paru-paru.meningkatnya ukuran dada menurunkan tekan intrapleura sehinggah paru-paru menjadi mengembang. mengembangnya paru-paru berakibat pada penurunan tekanan alveolus sehingga udara bergerak menurut gradien tekanan dari atmosfir kedalam paru-paru. Hal ini berlangsung terus sampai tekanan menjadi sama dengan tekanan atmosfer, demikian seterusnya.

2.         EKSPIRASI
            Ekspirasi merupakan proses pasif, tidak ada kontraksi otot-otot aktif. Pada akhirnya inspirasi otot-otot respirasi relaks, membiarkan elastisitas paru dan rongga dada untuk mengisi volume paru.ekspirasi terjadi ketika tekanan alveolus lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Relaksasi diafragma dan otot interkosta eskterna mengakibatkan recoil elastic dinding dada dan paru sehingga terjadi tekanan alveolus dan menurunkan volune paru, dengan demikian udara bergerak dari paru-paru keatmosfer.

System respirasi berperan dalam menjamin ketersediaan oksigen untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan pertukaran gas. Melalaui peran system respirasi oksigen di ambil dari atmosfir, di transport masuk ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida di alveoli, selanjutnya oksigen akan di difusi masuk kafiler darah untuk di manfaatkan oleh sel dalam proses metabolisme.

B.        ORGAN PERNAPASAN
A.        Hidung.
Hidung merupakan organ utama saluran pernapasan yang langsung berhubungan dengan dunia luar yang berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara melalui proses pernapasan. Selain itu hidung juga berfungsi untuk mempertahankan dan menghangatkan udara yang masuk, sebagai filter dalam membersihkan benda asing yang masuk dan berperan untuk resonansi suara, sebagai tempat reseptor alfaktorius.
B.        faring
faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
C.        Laring
Larig merupakan saluran pernapasan yang terletak antara orofaring dan trakea , fungsi dari laring adalah sebagai jalan masuknya udara, membersihkan jalan masuknya makanan ke oesofagus dan sebagai produksi suara.
D.        Trakea
Trakea merupakan organ tabung antara laring sampai dengan puncak paru, panjangnya sekitar 10-12 cm, setinggi servikal 6-torakal 5.
E.         Bronkus
Bronkus merupakan cabang dari trakea yang bercabang dua keparu-paru kanan dan paru-paru kiri.Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar diameternya.Bronkus kiri lebih horizontal, lebih panjang dan lebih sempit.
F.         Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar berada pada rongga dada bagian atas, di bagian samping di batasi oleh otot dan rusuk dan di bagianb bawah di batasi oleh diafragma yang berotot kuat.


G.        Alveolus
Merupakan bagian terminal cabang-cabang bronkus dan bertanggung jawab akan struktur paru-paru yang menyerupai kantong kecil terbuka pada salah satu sisinya.
            C.MEKANISME PERNAPASAN                                                                            
                                    Bernapas atau pulmunari ventilasi merupakan proses perpindahan udara dan paru-paru. Proses pernapasan terdiri dari dua fase yaitu insiprasi periode ketika aliran udara luar masuk keparu-paru,dan ekspirasi yaitu periode ketika udara meninggalkan paru-paru keluar ke atmosfer.
            Proses pernapasan merupakan proses yang kompleks dan tergantung pada perubahan volume yang terjadi pada organ toraks dan perubahan tekanan. hubungan antara volume dan gas dinyatakan dalam hukum Boyle yaitu volume suatu gas bervariasi, berlawanan atau berbanding terbalik dengan tekanan pada suhu konstan tekanan. tekanan yang berperan dalam proses bernapas adalah tekanan atmosfir, tekanan intropulmunari atau intraalveoli dan tekanan intrapleura. adanya perbedaan tekanan yang terjadi mengakibatkan perubahan toraks menjadi lebih besar atau mengecil.
a)         Tekanan atmosfir,yaitu tekanan udara luar besarnya sekitar 760 mmHg. tekanan    ini diakibatkan karena kandungan gas yang berada di atmosfir.
b)         Tekanan intrapulmonary atau intraalveoli, yaitu tekanan yang terjadi dalam            alveoli paru-paru. Ketika bernapas normal atau biasa terjadi perbedaan tekanan           antara atmosfir.
c)         Tekanan intrapleura, adalah tekanan yang terjadi pada rongga pleura yaitu ruang   antara pleura parietalis dan viseralis.

D. PENGATURAN PERNAPASAN
            Pengendalian dan pengaturan dilakukan system persarafan,  mekanisme kimia dan mekanisme nonkimia.

1.         Pengendalian pernapasan oleh sistem persarafan
            Pengaturan pernapasan oleh persarafan dilakukan oleh korteks serebri, medulla oblongata dan pons.
a)         Korteks serebri
Korteks serebri berperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter, sehingga memungkinkan kita dapat mengatur pernapasan dan menahan napas, misalnya pada saat bicara atau makan.
b)         Medulla oblongata
Medulla oblongata terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau spontan.
c)         Pons
Pada pons terdapat 2 pusat pernapasan yaitu pusat apenuetik terletak pada dipormasio retikularis pons bagian bawah.fungsi pusat apenuetik adalah untuk mengkoodinasi transisi antara inspirasi dan ekpirasi dengan cara mengirimkan rangsangan imflus pada area inspirasi dan menghambat ekspirasi. sedangkan pusat pneumotaksis terletak dipons bagian atas. inpuls dan pusat pneumotaksis menghambat aktivitas neuron inspirasi, sehingga inspirasi dihentikan dan terjadi ekspirasi. fungsi dari pusat pneumotaksis adalah membatasi durasi inspirasi, tetapi meningkatkan frekuensi respirasi sehingga irama respirasi menjadi halus dan teratur, proses inspirasi dan ekspirasi berjalan secara teratur.

2.         kendali kimiawi
ada banyak  faktor yang mempengaruhi laju dan dalam pernafasan yang sudah diset oleh pusat pernapasan yaitu adanya perubahan kadar oksigen, karbondioksida dan ion hydrogen dalam darah arteri. perubahan tersebut menimbulkan perubahan kimia dan menimbulkan respons dari sensor yang disebut kemoreseptor. ada dua kemoreseptor yaitu kemoreseptor pusat yang berada dimedulla dan kemoreseptor perifer yang berada dibadan aorta dan ceratoid pada system arteri.
a)         Kemoreseptor pusat, dirangsang oleh peningkatan kadar karbondioksida dalam darah arteri,cairan resebtospinal,peningkatan ion hydrogen dengan merespons peningkatan frekensi dan kedalaman pernapasan.
b)         Kemoreseptor rifer, reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi oksigen, karbondioksida dan ion hidrogen. Peningkatan karbondioksida dan peningkatan ion hydrogen maka pernapasan menjadi meningkat.
3) pengaturan oleh mekanisme non kimiawi
                        Beberapa factor non kimiawi yang mempengaruhi pengaturan pernapasan diantaranya : pengaruh baroreseptor,peningkatan suhu tubuh,hormon epinefrin,refleks hering-breuer.
a.         baroreseptor, berada pada sinus kortikus, arkus aoarta atrium,ventrikel dan pembuluh darah.
b.         Peningkatan suhu tubuh,misalnya karena demam atau olahraga maka secara otomatis tubuh akan mengeluarga kelebihan panas tubuh dengan cara meningkatkan ventilasi.
c.         Hormone epinefrin,peningkatan hormone epinefrin akan meningkatkan rangsang  simpastis yang juga akan merangsang pusat respirasi untuk meningkatkan ventilasi.
d.         Refleks hering-breur,yaitu refleks hambatan inspirasi dan ekpirasi.
Secara sederhana dapat disimpulkan pengaturan pernapasan sebagai berikut :
1. pusat pengaturan irama pernapasan berada di medulla oblongata yang secara langsung mengontrol otot-otot pernapasan.
a.         aktivitas neuron inpirasi dan ekspirasi saling berlawanan dan berlangsung secara otomatik dalam siklus pernapasan.
b.         Aktivitas di medulla pengaruhi oleh pusat apneustik dan pneumotaksik di pons.
c.         Pernapasan yang dilakukan secara sadar dikontrol langsung oleh korteks serebral melalui jalur kortikospinal.
2. pernapasan dipengaruhi oleh kemoreseptor yang sensitif terhadap PO2,pH dan PCO2 dalam darah.
a.         tekanan CO2 pada darah memberikan konsekuensi perubahan pH, menjadi lebih asam atau lebih basa.
Kemoreseptor pusat pada medulla oblongata sensitif terhadap perubahan PCO2 darah karena dapat merubah pH cairan serebrospinalis.
Kemoreseptor perifer yang berada di aortik dan badan karotid sensitive terhadap perubahan PCO2 darah, karena dapat merubah pH darah.
                        penurunan tekanan oksigen darah (PO2) hanya akan berpengaruh langsung                        terhadap pernapasan jika PO2 kurang dari 50 mmHg.

3.         Jika tidal volume I liter atau lebih, maka inspirasi akan dihambat                  oleh reseptor regangan dalam otot polos paru (refleks hering breuer).

E. MASALAH PERNAPASAN
1.         hipoksia
                        Hipoksia adalah defesiensi oksigen karena berkurangnya kadar oksigen di bandingkan kadar normalnya secara fisiologois dalam jaringan dan organ. Hipoksia dapat terjadi akibat kekurangan oksigen dalam atmosfir, anemia, gangguan sirkulasi darah, penyakit paru, adanya zat toksik (karbon monoksida atau sianida) .
2.Hiperkapnia
            Hiperkapnia peningkatan CO2 dalam cairan tubuh dan sering di sertai dengan hipoksia.
3. Hipokapnia
            Hipokapnia penurunan kadar CO2 dalam darah, biasanya terjadi akibat pernapasan cepatdan penghembusan CO2 menyebabkan terjadinya alkalosis (jumlah bikarbonat berlebih).
4 .Asfisia
            Suatu kondisi hipoksia dan hiferkapnia akibat ketidakcukupan ventilasi polmonar.

5 .Dispenia
            Kesukaran bernapas, dan berhentinya napas selama 3 menit atau di cekik sudah bisa menimbulkan kematian.

F. PERTUKARAN DAN TRANSPORT GAS
            Pertukaran gas terjadi antara udara luar dengan darah dalam membran respitatori. Udara yang kita butuhkan dari atmosfir  untuk dapat di manfaatkan oleh tubuh membutuhkan proses yang kompleks, yang meliputi.
1)         Ventilasi, adalah pergerakkan udara masuk dan keluar dari paru-paru. Ada 3 kekuatan yang berperan dalam ventilasi yaitu
a.         Kemampuan untuk merenggangkan merupakan sifat daoat di renggangkannya paru-paru dan dinding.
b.         Tekanan surfaktan. Perubahan tekanan permukaan alkeolus mempengaruhi kemampuan komvliance paru.
c.         Otot-otot pernapasan ventilasi sangat membutuhkan otot-otot pernapasan untuik mengembangkan rongga toraks.
2)         Perfusi
Perfusi fulmunari adalah pergerakkan aliran darah melalaui sirkulasi pulmunari.Darah di pompakan masuk ke paru-paru melalaui ventrikel kanan kemudian masuk ke arteri pulmunal.Arteri pulmunal kemudian bercabang dua kanan dan kiri selanjutnya masuk ke kafiler paru untuk terjadi pertukaran gas.
3)         Difusi
Difusi adalah proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida dari alveolus ke kafiler pulmonal melalui membrane, dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Ada beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan difusi di antaranya :
a.         Perbedaan tekanan pada membran, makin besar perbedaan tekanan makin cepat pula proses difusi.
b.         Besarnya area membran, makin luas area membran difusi maka makin cepat difusi melewati membrane.
c.         Keadaan tebal tipis membran, makin tipis, makin cepat proses difusi.
d.         Koovesien difusi yaitu kemampuan terlarut suatu gas dalam cairan membrane paru makin tinggi koevisien makin cepat pula difusi.

Selasa, 15 September 2015

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT

By widyacute

Sejarah panjang perkembangan masyarakat, tidak hanya dimulai pada munculnya ilmu pengetahuan saja melainkan sudah dimulai sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan modern. Oleh sebab itu, akan sedikit diuraikan perkembangan kesehatan masyarakat sebelum perkembangan ilmu pengetahuan (pre-scientific period) dan sesudah ilmu pengetahuan itu berkembang (scientific period).

Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan

Dari kebudayaan yang paling luas yakni Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma telah tercatat bahwa manusia telah melakukan usaha untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan masyarakat dan penyakit. Telah ditemukan pula bahwa pada zaman tersebut tercatat dokumen-dokumen tertulis, bahkan peraturan-peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah atau drainase pemukiman pembangunan kota, pengaturan air minum, dan sebagainya.

Pada zaman ini juga diperoleh catatan bahwa telah dibangun tempat pembuangan kotoran (latrin) umum, meskipun alasan dibuatnya latrine tersebut bukan karena kesehatan. Dibangunnya latri umum pada saat itu bukan karena tinja atau kotoran manusia dapat menularkan penyakit tetapi tinja menimbulkan bau tak enak dan pandangan yang tidak menyedapkan.

Demikian juga masyarakat membuat sumur pada waktu itu dengan alasan bahwa minum air kali yang mengalir sudah kotor itu terasa tidak enak, bukan karena minum air kali dapat menyebabkan penyakit (Greene, 1984).

Dari dokumen lain tercatat bahwa pada zaman Romawi kuno telah dikeluarkan suatu peraturan yang mengharuskan masyarakat mencatatkan pembangunan rumah, melaporkan adanya binatang-binatang yang berbahaya, dan binatang-binatang piaraan yang menimbulkan bau, dan sebagainya.

Bahkan pada waktu itu telah ada keharusan pemerintah kerajaan untuk melakukan supervisi atau peninjauan kepada tempat-tempat minuman (public bar), warung makan, tempat-tempat prostitusi dan sebagainya (Hanlon, 1974).

Kemudian pada permulaan abad pertama sampai kira-kira abad ke-7 kesehatan masyarakat makin dirasakan kepentingannya karena berbagai macam penyakit menular mulai menyerang sebagian besar penduduk dan telah menjadi epidemi bahkan di beberapa tempat telah menjadi endemi.

Penyakit kolera telah tercatat sejak abad ke-7 menyebar dari Asia khususnya Timur Tengah dan Asia Selatan ke Afrika. India disebutkan sejak abad ke-7 tersebut telah menjadi pusat endemi kolera. Disamping itu lepra juga telah menyebar mulai dari Mesir ke Asia Kecil dan Eropa melalui para emigran.

Upaya-upaya untuk mengatasi epidemi dan endemi penyakit-penyakit tersebut, orang telah mulai memperhatikan masalah lingkungan, terutama hygiene dan sanitasi lingkungan. Pembuangan kotoran manusia (latrin), pengusahaan air minum yang bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah telah tercatat menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada waktu itu.

Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang paling dahsyat, di China dan India. Pada tahun 1340 tercatat 13.000.000 orang meninggal karena wabah pes, dan di India, Mesir dan Gaza dilaporkan bahwa 13.000 orang meninggal tiap hari karena pes.

Menurut catatan, jumlah meninggal karena wabah pes di seluruh dunia waktu itu mencapai lebih dari 60.000.000 orang. Oleh sebab itu waktu itu disebut “the Black Death”. Keadaan atau wabah penyakit-penyakit menular ini berlangsung sampai menjelang abad ke-18. Disamping wabah pes, wabah kolera dan tipus masih berlangsung.

Telah tercatat bahwa pada tahun 1603 lebih dari 1 diantara 6 orang meninggal, dan pada tahun 1663 sekitar 1 diantara 5 orang meninggal karena penyakit menular. Pada tahun 1759, 70.000 orang penduduk kepulauan Cyprus meninggal karena penyakit menular. Penyakit-penyakit lain yang menjadi wabah pada waktu itu antara lain difteri, tipus, disentri dan sebagainya.

Dari catatan-catatan tersebut di atas dapat dilihat bahwa masalah kesehatan masyarakat khususnya penyebaran-penyebaran penyakit menular sudah begitu meluas dan dahsyat, namun upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum dilakukan oleh orang pada zamannya.

Periode Ilmu Pengetahuan

Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 mempunyai dampak yang luas terhadap segala aspek kehidupan manusia, termasuk kesehatan. Kalau pada abad-abad sebelumnya masalah kesehatan khususnya penyakit hanya dilihat sebagai fenomena biologis dan pendekatan yang dilakukan hanya secara biologis yang sempit, maka mulai abad ke-19 masalah kesehatan adalah masalah yang kompleks. Oleh sebab itu pendekatan masalah kesehatan harus dilakukan secara komprehensif, multisektoral.

Disamping itu pada abad ilmu pengetahuan ini juga mulai ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit. Louis Pasteur telah berhasil menemukan vaksin untuk mencegah penyakit cacar, Joseph Lister menemukan asam carbol (carbolic acid) untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton menemukan ether sebagai anestesi pada waktu operasi.

Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah mulai dilakukan pada tahun 1832 di Inggris. Pada waktu itu sebagian besar rakyat Inggris terserang epidemi (wabah) kolera, terutama terjadi pada masyarakat yang tinggal di perkotaan yang miskin. Kemudian parlemen Inggris membentuk komisi untuk penyelidikan dan penanganan masalah wabah kolera ini.

Edwin Chadwich seorang pakar sosial (social scientist) sebagai ketua komisi ini akhirnya melaporkan hasil penyelidikannya sebagai berikut : Masyarakat hidup di suatu kondisi sanitasi yang jelek, sumur penduduk berdekatan dengan aliran air kotor dan pembuangan kotoran manusia. Air limbah yang mengalir terbuka tidak teratur, makanan yang dijual di pasar banyak dirubung lalat dan kecoa. Disamping itu ditemukan sebagian besar masyarakat miskin, bekerja rata-rata 14 jam per hari, dengan gaji yang dibawah kebutuhan hidup. Sehingga sebagian masyarakat tidak mampu membeli makanan yang bergizi.

Laporan Chadwich ini dilengkapi dengan analisis data statistik yang bagus dan sahih. Berdasarkan laporan hasil penyelidikan Chadwich ini, akhirnya parlemen mengeluarkan undang-undang yang isinya mengatur upaya-upaya peningkatan kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan, sanitasi tempat-tempat kerja, pabrik dan sebagainya. Pada tahun 1848, John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani masalah kesehatan penduduk (masyarakat).

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang profesional. Pada tahun 1893 John Hopkins, seorang pedagang wiski dari Baltimore Amerika mempelopori berdirinya universitas dan didalamnya terdapat sekolah (Fakultas) Kedokteran.

Mulai tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar ke Eropa, Canada dan sebagainya. Dari kurikulum sekolah-sekolah kedokteran tersebut terlihat bahwa kesehatan masyarakat sudah diperhatikan. Mulai tahun kedua para mahasiswa sudah mulai melakukan kegiatan penerapan ilmu di masyarakat.

Pengembangan kurikulum sekolah kedokteran sudah didasarkan kepada suatu asumsi bahwa penyakit dan kesehatan itu merupakan hasil interaksi yang dinamis antara faktor genetik, lingkungan fisik, lingkungan sosial (termasuk kondisi kerja), kebiasaan perorangan dan pelayanan kedokteran / kesehatan.

Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855 pemerintah Amerika telah membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali. Fungsi departemen ini adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk (public), termasuk perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.

Departemen kesehatan ini sebenarnya merupakan peningkatan departemen kesehatan kota yang telah dibentuk di masing-masing kota, seperti Baltimor telah terbentuk pada tahun 1798, South Carolina tahun 1813, Philadelphia tahun 1818, dan sebagainya.

Pada tahun 1872 telah diadakan pertemuan orang-orang yang mempunyai perhatian kesehatan masyarakat baik dari universitas maupun dari pemerintah di kota New York. Pertemuan tersebut menghasilkan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Association).

Sumber :

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

Selasa, 11 Agustus 2015

Tahukah Anda, Ternyata Zombie Adalah Pahlawan Islam di Brazil, Bukan Mayat Hidup

Tahukah Anda, Ternyata Zombie Adalah Pahlawan Islam di Brazil, Bukan Mayat Hidup



Apa yang terlintas dalam pikiran Anda jika disebutkan “Zombie”? Jika yang muncul adalah sosok mayat hidup yang berlumuran darah dan mengejar manusia untuk digigit dan dijadikan mayat hidup berikutnya, berarti ghazwul fikri yang dilancarkan Barat telah berhasil 100%.

Barat melahirkan istilah “zombie” untuk menggambarkan mayat hidup yang tidak memiliki pikiran dan bernafsu memangsa manusia normal. Melalui serangkaian cara mulai dari novel, film hingga game, zombie digambarkan sebagai makhluk jahat yang harus dilawan. Ia mayat hidup yang tidak memiliki kebaikan sama sekali.


Namun, benarkah Zombie dalam dunia nyata seperti itu? Ternyata Zombie adalah nama salah seorang pahlawan Islam di Brazil.

Pada abad ke-XVI, tepatnya sekitar tahun 1550 Masehi, Islam mulai masuk ke Brazil. Saat itu, orang-orang Portugis memasukkan budak-budak Afrika ke Brazil sebagai tenaga pekerja di kebun tebu. Mayoritas budak-budak Afrika ini beragama Islam sehingga sejak saat itu ada banyak muslim di Brazil.

Tahun demi tahun, jumlah muslim di Brazil semakin banyak. Selain para pendatang, penduduk asli juga mulai ada yang masuk Islam, menjadi mualaf. Posisi kaum muslimin pun semakin kuat, bukan hanya para pekerja tebu.

Ketika posisi Islam di Brazil menguat, Pasukan Salibis menghabisi mereka. Pasukan Salibis berusaha menghancurkan Islam hingga ke akar-akarnya. Dan mereka menganggap




program mereka berhasil. Islam telah dilumatkan.

Di saat seperti itu, pada tahun 1643, tiba-tiba muncul seorang pahlawan Islam. Dengan gagah berani ia mendeklarasikan berdirinya Negara Islam di Brazil setelah sebelumnya bergerak mendakwahkan Islam ke berbagai penjuru Brazil dan mengajak para tokoh dan pimpinan di wilayah itu untuk masuk Islam. Nama pahlawan itu adalah Zombie.

Salibis yang mengira Islam di Brazil telah mati tersentak. Rupanya Islam belum mati. Zombie telah menghidupkan Islam kembali di bumi Brazil. Dan karenanya, pasukan Salibis pun segera menjadikan Zombie sebagai target. Dan rupanya, Zombie tidak hanya dimusuhi di waktu itu. Namanya pun dihancurkan di abad modern ini.






Keterangan foto:
1. ilustrasi
2. foto buku referensi Zombie
مائة من عظماء أمة اﻹسلام غيروا مجرى التاريخ
difoto oleh Abu Zubair Bamajbur

Silakan Copy Artikel yang ada di sini, tapi cantumkan sumbernya http://akhwatmuslimahindonesia.blogspot.com/